
Periksa Dugaan Penyimpangan DD Ngujungrejo, Inspektorat Lamongan Lindungi Oknum Perangkat Desa?
Daerah    Selasa 25 Mei 2021    09:18:36 WIBLamongan, Harian Memo – Terkait laporan masyarakat atas Dugaan Penyimpangan Dana Desa (DD) Ngujungrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Diduga pihak inspektorat bermain mata/melindungi oknum perangkat desa selaku terlapor pada saat melakukan pemeriksaan.
Pasalnya, Warga Desa setempat melaporkan kasus Dugaan Korupsi/penyimpangan Dana Desa (DD) tahun 2020 yang Diduga dilakukan oleh Kepala Desa (Mujib) dan Bendahara Desa (Mulyadi) ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Lamongan beberapa bulan lalu, dan pada saat itu pihak Kejari Lamongan meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terhadap 10 item yang sudah dilaporkan warga tersebut.
Namun berdasarkan data yang berhasil dihimpun tim investigasi awak media ini menyebutkan, bahwa hasil pemeriksaan/Audit yang dilakukan Inspektorat Diduga melindungi Oknum perangkat desa yang Diduga korupsi dengan cara mengerjakan bangunan-bangunan yang Diduga Fiktif salah satunya pemeliharaan Gedung/prasarana Kantor Desa, serta BUMDES tahun 2020 yang pada saat itu diketahui hingga akhir bulan Desember 2020 Diduga belum digulirkan oleh Imron selaku Direktur Utama Bumdes Ngujungrejo.
Dimana pada saat warga melaporkan 10 Item Dugaan Korupsi yang bersumber dari Dana Desa anggaran 2020 tersebut sebelumnya belum direalisasikan namun usai dilakukan pemeriksaan, bangunan itu baru dikerjakan pada tahun 2021.
Bahkan ironisnya lagi, terkait banyaknya Dugaan penyimpangan anggaran Dana Desa bukan hanya di tahun 2020, namun di tahun 2019 juga masih banyak yang belum terealisasi, dan hal itu mendapat respons serius dari pihak BPD Ngujungrejo dengan melayangkan surat perihal Pemberitahuan hingga 2 (dua) kali, yang pertama pada tanggal 13 November 2020, dan yang ke dua pada tanggal 19 Mei 2021.
Adapun isi surat Pemberitahuan/klarifikasi terkait hasil monitoring pelaksanaan Pemerintah Desa Ngujungrejo di anggaran tahun 2020, yang mana masih banyak sekali hal-hal yang belum terlaksana, diantaranya ada 9 Item yaitu.
1. Laporan keuangan tahun 2019 dan tahun 2020
2. Aset Desa
3. Laporan LKKPD tahun 2019 dan tahun 2020
4. Hasil Bumdes dan Panskinmas
5. Penjabaran APBdes tahun 2020
6. Perubahan APBdes tahun 2020
7. Draf RKP tahun 2021
8. Draf APBdes tahun 2021
9. Dan lain-lain.
Bukan hanya itu, terkait pelaporan warga juga menyebutkan bahwa ada pemotongan BLT-DD tepatnya di Dusun Ngujung, Desa Ngujungrejo yang dilakukan oleh perangkat desa pada tahap awal tahun 2020 sebesar 150 Ribu per KPM. Namun pada saat pemeriksaan Inspektorat di kantor Desa Ngujungrejo, beberapa Minggu lalu, perangkat desa dengan disaksikan pihak Inspektorat mendatangkan 20 warga 10 warga diantaranya dari Dusun Rangkah, untuk menandatangani surat pernyataan bahwa tidak ada pemotongan.
Namun pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pengakuan oknum perangkat Desa Ngujungrejo (Radi) yang Diduga melakukan pungli BLT-DD di Dusun Ngujung, pada saat dikonfirmasi awak media ini melalui sambungan WhatsApp beberapa bulan lalu, mengakui bahwa sebenarnya dari awal sudah ada kesepakatan, baik bagi yang namanya tercantum untuk mendapatkan uang 600 ribu, serta bagi yang tidak tercantum namanya biar saling merasakan akhirnya sepakat untuk pemerataan.
“Dusun Ngujung ada yang setor sendiri dan ada yang nunggu diambil perangkat, jadi Ngujung tetap dibagi agar sama-sama merasakan, untuk yang Dusun Rangkah, saya kurang jelas pak,” pungkasnya saat itu.
Hal itu juga dibenarkan oleh Salah satu Perangkat Desa Ngujungrejo yang enggan disebutkan namanya kepada awak media ini mengatakan, bahwa pada saat itu warga Penerima BLT-DD dari Ngujung 10 orang, Rangkah 10 orang. Untuk membuat surat pernyataan bahwa tidak ada pemotongan. Tapi sebenarnya keterangan Radi itu benar dan sesuai lapangan, tapi ketika di kantor desa tidak sama dengan pengakuan segelintir warga yang dimintai keterangan sama inspektorat.
"Saat itu warga diminta untuk membuat surat pernyataan tidak ada pemotongan BLT-DD, dan itupun pengakuan dari pihak Ngujung. Kalau yang di Dusun Rangkah ngak ada masalah, cuman di Dusun Ngujung memang ada pemotongan habis itu langsung dikembalikan setelah banyak warga yang mengelu, dan kemarin itu kewenangan Inspektorat yang nunjuk untuk dihadirkan di balai desa bukan perangkat Desa," ujar Sumber.
Menurutnya, bahwa terkait pemeriksaan tersebut, juga terlihat dari Pemerintah Desa (Pemdes) ketika dicecar pertanyaan masalah DD ADD, dan PAD yang ada di dalam APBDes apa semuanya sudah terealisasi apa belum?. Namun pihak Pemdes menjawab dengan kelabakan (Kebingungan).
"Semuanya dipertanyakan baik BLT-DD, PMT, Insentif Guru Paud/Madin dan bangunan BKKPD, ADD, DD dan fasilitas kantor yang belum terealisasi," ungkapnya.
Lebih lanjut Perangkat Desa yang Enggan disebut namanya menjelaskan, bahwa sampai saat ini masih belum ada LKPPD di Desa, dan menurutnya di dalam APBDes itu salah fatal, karena Anggaran di tahun 2020 yang semestinya sudah realisasikan, namun baru direalisasikan pada bulan Maret tahun 2021 itu sudah rana pidana.
"Anggaran di tahun 2020 mestinya harus d belanjakan tahun yang sama. Namun baru usai diperiksa inspektorat baru dikerjakan, yang ke dua SPJ BUMDES padahal sampai saat ini belum ada LPJ nya dan APBDes perubahan juga belum disetujui sama BPD," cetusnya.
Dalam kesempatan berbeda, Tomadi selaku Ketua BPD Ngujungrejo saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, terkait isi surat teguran yang sudah dilayangkan pada 19 Mei 2020, namun Ia berdalih bahwa itu bukan surat teguran namun klarifikasi.
"Bukan Teguran pak, BPD mintak klarifikasi terkait hal tersebut," ujarnya.
Namun saat disinggung poin yang tertuang dalam surat teguran BPD yang menyebutkan bahwa hasil monitoring masih banyak hal-hal yang belum terlaksana di anggaran tahun 2020, Tomadi terkesan bingung dan enggan menjawab dan berkilah masih sibuk kerja.
"Maaf saya sibuk kerja," pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, salah satu anggota BPD, yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi terkait surat tersebut, Ia membenarkan bahwa pihak BPD pada tanggal 19 Mei 2020, melayangkan surat teguran, bahkan pihaknya sebelumnya juga sudah beberapa kali melayangkan surat, namun tetap tidak digubris oleh Pemdes Ngujungrejo.
"Ya benar, dan besok Insaallah agendanya rapat sama pemdes. Dan masalah surat teguran sebelum lokdown waktu itu juga sudah pernah melayangkan surat teguran, dan sudah pernah rapat di kantor Balai Desa hingga sore, tapi tetap tidak terlaksana. Habis gitu dari pihak Desa mengatakan, Iya segera diberikan laporannya, ehhh namun hingga sekarang belum ada laporan apa-apa," pungkasnya.
Lebih lanjut, anggota BPD saat ditanya, apakah Laporan APBdes 2020, serta LKKPD sudah ada, pada saat pihak Inspektorat melakukan/pemeriksaan di Desa Ngujungrejo pada beberapa bulan lalu, Namun Ia menegaskan bahwa belum ada laporan apapun..
"Ya Belum ada dek, belum ada laporan apapun," pungkasnya. Senin (24/05/21).
Sementara, menanggapi hal itu, Hery Pranoto selaku Kepala Inspektorat Kabupaten Lamongan, saat dihubungi awak media ini melalui sambungan WhatsApp, untuk meminta waktu guna konfirmasi ke Kantornya langsung namun Ia menjawab Sibuk. Namun usai ditanya hasil audit/pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh pihaknya di Desa Ngujungrejo, justru Ia mengajak ketemu.
“Ya nanti kalau longgar ketemu saya dan tim,” ujarnya.
Disinggung masalah dasar apakah yang dibuat oleh pihak Inspektorat untuk menyimpulkan hasil audit/pemeriksaan, terkait 10 poin pelaporan Dugaan penyimpangan Dana Desa (DD) Ngujungrejo tahun 2020 yang sudah dilaporkan masyarakat setempat, serta surat perihal Pemberitahuan yang sudah dilayangkan pihak BPD kepada Pemerintah Desa Ngujungrejo tersebut, Hery Pranoto menegaskan,” Kalau ketemu saya jelaskan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, bahwa sesuai pasal 4 Uu No 14 tahun 1999 yang menyatakan : Pasal 4 Pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian negara tidak menghapuskan dipidananya pelaku tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3.
Menanggapi Dugaan carut marutnya hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Inspektorat Kabupaten Lamongan, dan terkesan melindungi Oknum Perangkat Desa yang Diduga melakukan Korupsi Dana Desa (DD) tersebut. Maka dari itu, Masyarakat Ngujungrejo sangat berharap kepada pihak aparat hukum Lamongan, diantaranya Kejaksaan Negeri, Polres, untuk segera terjun ke lapangan guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap oknum perangkat desa yang diduga melakukan tindak pidana Korupsi, serta menindak tegas Oknum-oknum yang Diduga bermain. Bersambung. (Bnc/0i)
Editor : Eko As